Baghdad, Sebanyak 15 remaja homoseksual dan bergaya ala ’emo’ di Baghdad, Irak dihukum rajam hingga tewas. Remaja-remaja yang bergaya ’emo’ alias ‘punk’ tersebut dianggap sebagai pemuja setan oleh otoritas Irak.
Para remaja yang tewas mengenaskan digambarkan bergaya ’emo’ dengan baju hitam yang ketat dan gaya rambut stylish. Demikian seperti diungkapkan oleh sebuah organisasi HAM setempat dan dilansir oleh AFP, Senin (12/3/2012).
Pejabat kesehatan setempat menuturkan, 15 remaja tersebut tewas terbunuh pada bulan lalu. Sebagian besar dari mereka tewas dirajam, sebagian lagi ditembak dan dipukuli hingga tewas. Remaja-remaja tersebut dipukul tepat di kepalanya dengan balok-balok beton.
“Polisi biasanya yang mengurus semua insiden tersebut. Mereka tidak ingin paramedis ataupun ambulans untuk membawanya (jasad para remaja). Dua hari yang lalu, jasad seorang remaja ditemukan di Bayaa — dia kemudian dievakuasi oleh polisi,” tutur pejabat yang enggan disebutkan namanya tersebut.
Para saksi mata di komunitas Sunni di kota Sard, Baghdad bagian utara, menuturkan bahwa sebuah kelompok milisi yang menyebut dirinya ‘Brigades of Anger‘, pernah menyebar selebaran yang berisi nama 22 orang remaja yang menurut mereka layak ‘dihukum’.
Terhadap hal tersebut, pihak Kementerian Dalam Negeri Irak telah membantah bahwa tewasnya remaja-remaja tersebut berkaitan dengan operasi penumpasan anti-gay atau anti-emo. Menurut mereka, pembunuhan para remaja tersebut didasari oleh motif balas dendam, sosial, politik, budaya atau murni kriminal.
Namun, pada 13 Februari lalu, muncul pernyataan yang bertolak belakang dalam situs Kementerian Dalam Negeri Irak. Dalam pernyataan tersebut, setiap orang yang bergaya emo dianggap sebagai pemuja setan dan pihak berwenang memiliki hak untuk ‘menyingkirkan’ mereka.
“Fenomena emo atau pemujaan terhadap setan terus diikuti oleh Polisi Moral yang memiliki izin untuk mengeliminasi mereka sesegera mungkin mengingat mereka merugikan dan membahayakan masyarakat. Mereka mengenakan pakaian yang aneh dan ketat yang bergambar tengkorak dan memakai aksesoris yang berbentuk tengkorak. Mereka juga memakai cincin di hidung dan lidah, dan melakukan kegiatan-kegiatan aneh,” demikian pernyataan Kementerian Dalam Negeri Irak dalam situsnya, seperti dilansir dari The Telegraph.
Seperti diketahui, dalam budaya Barat, istilah ’emo’ merujuk kepada penampilan atau preferensi musik seseorang dan sama sekali tidak berkonotasi terhadap orientasi seksual sesorang. Namun, emo memiliki makna berbeda di Irak. Istilah emo merujuk pada homoseksual, di mana hal tersebut dianggap sangat tabu di negara muslim konservatif ini.
(nvc/ita) DETIK.COM