AN Uyung Pramudiarja – detikHealth
Jakarta, Beberapa hal menggembirakan terjadi selama tahun 2010, antara lain ditemukannya sejumlah terobosan pencegahan HIV/AIDS. Di sisi lain terjadi kekurangan pendanaan di berbagai negara, ditambah sentimen global terhadap keberadaan kaum homoseks.
Human immunodeficiency virus (HIV) masih menjadi ancaman kesehatan paling menakutkan karena belum ada obatnya. Namun yang menggembirakan, sejumlah pencapaian penting dalam riset HIV/AIDS sepanjang tahun 2010 telah memberi harapan baru di masa mendatang.
Dikutip dari Health24.com, Jumat (31/12/2010), berikut adalah 10 hal yang menandai prestasi sekaligus frustrasi dalam penanganan HIV/AIDS sepanjang tahun 2010.
1. Gel vagina
Setelah bertahun-tahun tidak menunjukkan perkembangan positif, tahun ini sebuah riset tentang HIV/AIDS berhasil menciptakan terobosan untuk mencegah penularan. Gel vagina yang disebut Microbicide terbukti efektif mencegah infeksi dalam uji coba pada para wanita di Afrika Selatan.
2. ARV tak hanya mengobati tapi juga mencegah
Antiretrovirus (ARV) yang digunakan secara rutin oleh pengidap HIV untuk mencegah AIDS kini punya manfaat lebih. Baru-baru ini sebuah penelitian membuktikan ARV bisa dikonsumsi sebagai langkah pencegahan infeksi atau pre-exposure prophylaxis (PrEP) pada kelompok berisiko tinggi termasuk kaum homoseksual.
3. TB rapid test
Bulan Desember ini PBB merekomendasikan metode tes terbaru untuk mendeteksi tuberculosis (TBC) pada pengidap HIV, yang hanya memakan waktu kurang dari 2 jam. TBC merupakan infeksi penyerta atau oportunistik yang paling banyak membunuh pengidap HIV/AIDS, diikuti dengan pneumonia dan influenza.
4. Teratment 2.0
Pada Juli 2010, PBB meluncurkan pendekatan baru dalam penanganan HIV/AIDS secara drastis dengan mengupayakan akses obat yang mudah dan murah. Pendekatan yang dinamakan Treatment 2.0 ini punya 2 tujuan utama yakni mencegah 10 juta kematian pada 2050 sekaligus menekan 30 persen tingkat penularan.
5. Patent pool first license
Dalam rangka menurunkan biaya pengibatan HIV/AIDS, badan internasional yang mengurusi pembiayaan terapi HIV-malaria-TBC, UNTAID membuat mekanisme baru pendaftaran paten obat oleh produsen yang dinamakan patent pool first license. Mekanisme ini memperlonggar perizinan obat-obat paten untuk dapat dibuat versi generiknya oleh perusahaan lain.
6. Larangan bepergian bagi pengidap HIV dicabut
Tanggal 2 November 2010 adalah hari bersejarah bagi pengidap HIV/AIDS, sebab setelah 22 tahun melakukan pencekalan, Amerika Serikat akhirnya menyatakan pengidap HIV bebas masuk dan bepergian ke negara tersebut. Pencabutan larangan semacam itu juga dilakukan oleh China dan Namibia.
7. Akses global pengobatan AIDS
Sebagai tindak lanjut KTT AIDS 2006, pada akhir 2010 ini sebagian besar pemimpin dunia telah menyepakati akses global pencegahan dan pengobatan HIV/AIDS. Kesepakatan itu dirumuskan dalam visi baru UNAIDS yakni zero infeksi, zero diskriminasi, dan zero kematian terkait AIDS.
8. Krisis pendanaan
Di samping sejumlah pencapaian positif, penanganan HIV/AIDS juga menghadapi sejumlah kendala termasuk krisis pendanaan. Tahun ini UNTAID mengumumkan bahwa dalam 3 tahun terakhir terjadi kekurangan dana sebesar US$ 1 miliar di seluruh dunia sehingga menghambat upaya peningkatan layanan pengobatan HIV/AIDS.
9. Sentimen anti homoseksual
Hambatan lain yang juga meningkat dalam upaya pencegahan HIV/AIDS adalah sentimen anti homoseksual yang cenderung meningkat pada tahun 2010. Uganda berencana menerapkan undang-undang anti-gay, Malawi menahan pasangan gay yang bertunangan dan Perdana Menteri Kenya, Raila Odinga didesak menangkapi pasangan gay. Dampaknya kaum homoseksual mendapat kesulitan dalam mengakses layanan kesehatan.
10. Kesepakatan perdagangan bebas India-Uni Eropa
Hambatan terbaru dalam upaya memerangi HIV/AIDS muncul bulan November 2010 ketika India dan Uni Eropa membicarakan kesepakatan perdagangan bebas atau Free Trade Agreement (FTA). Salah satu dampaknya, perusahaan farmasi India tidak lagi leluasa memproduksi obat ARV murah versi generik. Kesepakatan ini mendapat tentangan keras dari para aktivis HIV/AIDS di seluruh dunia
(up/ir)