Dalam upaya untuk meningkatkan capaian dan keberlangsungan program pencegahan dan penanggulangan HIV & AIDS di Indonesia pada kelompok gay, waria dan LSL lainnya, Jaringan Nasional GWL-INA melakukan beberapa strategi khusus, salah satunya adalah dengan merencanakan dibentuknya Pokja GWL-Ina pada KPA Kota di 10 kota yaitu Medan, Batam, Pekanbaru, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Balikpapan dan Makassar. Untuk kota Surabaya, dilakukan pertemuan koordinasi pada hari Senin tanggal 2 Agustus 2010. Dalam pertemuan koordinasi ini selain dihadiri oleh Seknas GWL-INA, Korwil GWL-Ina wilayah Jawa/Kalimantan, GAYa NUSANTARA, PERWAKOS dan perwakilan Kelompok Dukungan Sebaya, dihadiri juga oleh beberapa perwakilan dari stakeholder yaitu KPA Provinsi Jawa Timur, KPA Kota Surabaya, Kemenkes Kota Surabaya, Pemkot Surabaya, Kemenag Kota Surabaya, Polwiltabes Surabaya, Puskesmas Perak Timur Surabaya, perwakilan perawat dan perwakilan mahasiswa (dari Unair).
Dalam pertemuan koordinasi ini, selain dilakukan sosialisai tentang Jaringan Nasional GWL-INA, dijelaskan pula oleh Tono Permana dari Seknas GWL-INA tentang pentingnya keberadaan Pokja GWL-INA di tiap-tiap KPA Kota untuk mendorong percepatan program dalam upaya mencapai target nasional sesuai SRAN 2010-2014, di mana saat ini capaian program baru 9% dari target nasional sebesar 70%. Selain itu dengan mengacu pada hasil STBP 2007, di mana kasus-kasus IMS dan HIV cukup tinggi pada populasi kunci GWL, keberadaan Pokja GWL-INA dapat membantu mencarikan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Rencana pembentukan Pokja GWL-INA ini disambut baik oleh Dr Ina, selaku sekretaris KPA Kota Surabaya, namun tidak bisa direalisasikan untuk saat ini mengingat sudah cukup banyak jumlah Pokja yang ada di dalam KPA Kota Surabaya, yang anggotanya juga banyak melibatkan perwakilan dari masyarakat sipil termasuk dari GAYa NUSANTARA dan PERWAKOS. Menurut beliau, apa-apa yang menjadi area kerja dari GWL-INA bisa disinergikan dengan Pokja-Pokja yang ada melalui perwakilan GAYa NUSANTARA dan PERWAKOS yang menjadi anggota KPA Kota Surabaya. Yang terpenting lagi menurut beliau, perlu adanya sosialisasi tentang GWL-INA itu sendiri, karena masih banyak orang yang belum paham tentang GWL-INA, termasuk anggota-anggota KPA Kota Surabaya sendiri. Bukan tidak mungkin suatu saat dapat direalisasikan keberadaan Pokja GWL-INA ini.
Selain membahas rencana pembentukan Pokja GWL-INA, disampaikan juga tentang rencana dari KPAN untuk menempatkan Project Officer GWL di 10 KPA Kota, termasuk Surabaya. Ini merupakan respons dari pemerintah terhadap mitra-mitranya. Untuk itu dalam pertemuan ini dibentuk pula tim kecil yang terdiri dari perwakilan KPA Kota Surabaya, GAYa NUSANTARA, PERWAKOS, KDS dan wakil stakeholder untuk mengidentifikasikan calon-calon kandidat yang tepat untuk jabatan Project Officer GWL tersebut. (Ko Budijanto)
(Link web GAYa Nusantara)