Sore dan malam hari kemarin (06 Desember 2010), delegasi kota Jakarta tiba di Kota Hongkong untuk mengikuti “Men Who Have Sex with Men and Transgender Populations Multi-City HIV InitiativeAction Planning Meeting”. Pertemuan ini akan dilaksanakan mulai hari ini hingga hari Kamis depan.
Pertemuan ini bertujuan untuk memapaarkan hasil temuan ‘City Scan di 6 Kota Megapolitan di Asia antara Lain Jakarta, Manila, Bangkok, Yangoon, Ho Chi Minh dan Cheng Du. Pertemuan ini didukung oleh UNDP dan Departeman Kesehatan Hongkong dengan pendanaan dari USAID – FHI.
Adapun delegasi yang hadir dari Jakarta antara lain:
1. Ibu Rohana Manggala, sekertaris KPA Propinsi DKI Jakarta
2. Dr. Mirsad, perwakilan dinas kesehatan Propinsi DKI Jakarta
3. Ryan Hutagalung, Yayasan Inter Medika
4. Herman Varella, Posiive Rainbow
5. Lenny Sugiharto, Yayasan Srikandi Sejati
6. John Badalu, Qmunity Q! Film Festival
7. Abby Ruddick, AusAID
8. Erlian Rista Aditya, USAID-FHI
9. Dr. Bondan, Klinik PKBI Jakarta
10.Tono Permana Muhamad, Sekretariat GWL-INA
11.Dede Oetomo, Penasihat dan Penerjemah
12.Perwakilan Sekretariat ASEAN di Jakarta.
Adapun kegiatan yang akan dilakukan adalah meninjau seluruh kegiatan respon HIV yang ada dan pernah dilakukan di 6 Kota tersebut dan mengambil contoh kesuksesannya untuk kemudian akan direkomendasikan kepada pemerintah kota (DKI adalah Propinsi) untuk dikembangkan dan dijaga keberlangsungannya terutama dengan mendorong pemerintah menganggarkan dana untuk program-program tersebut.
Hal ini penting dilakukan mengingat fakta yang menunjukkan bagaimana organisasi komunitas dapat melakukan project yang baik namun belum menjadi program yang berkesinambungan dikarenakan ketiadaan dana, Namun dana bukan hanya menjadi faktor utama, ada hal-hal lain yang mengakibatkan program kurang dapat berkembang. Antara lain adalah penciptaan lingkungan yang aman untuk mendorong pelaksanaan program yang lebih baik. Hal yang paling nyata adalah penolakan dari banyak pihak di beberapa tempat tentang keberadaan GWL yang masih dihubung-hubungkan dengan isu moral dan agama.
(Dilaporkan oleh: Tono Permana – Koordinator Sekretariat Nasional GWL-INA)