Selasa, 27 April 2010 – 10:33 wib
Andi Wesal Saladin – Okezone
PINTU BIOSKOP dibuka pukul 13.00 WIB, pengunjung yang membeli tiket langsung masuk dan menyebar memilih tempat duduk. Tidak seperti di bioskop 21, di bioskop ini, penonton bebas memilih tempat.
Siang itu, sebagian pengunjung di bioskop yang terletak di antara Jalan Keramat Bunder dan Keramat Raya itu terlihat datang berpasang-pasangan. Baik dengan lawan jenis, atau pun sesama pria. Tapi tidak sedikit juga yang datang sendirian. Yang agak lain dari suasana di Bioskop 21, para pengunjung di Bioskop ini terkesan jarang yang benar-benar menyaksikan pertunjukan.
Yang datang sendirian, terlihat celingak-celinguk. Meski banyak tempat duduk yang kosong, mereka sibuk mondar-mandir, tak perduli film sudah diputar. Mungkin mencari pasangan. Di antaranya sejumlah wanita, yang menurut cerita sejumlah pengunjung yang ditemui, mereka adalah PSK yang bisa diboking ditempat dengan tarif sekira Rp50 ribuan.
“Biasa cuma pegang-pegang dan paling banter oral (seks), enggak sampai jauh-jauh,” ujar Badliyan (32) seorang pengunjung yang berbincang dengan Okezone usai pertunjukan.
Saat menonton, okezone sendiri memilih duduk di bagian tengah. Tak lama datang seorang pria yang kira-kira umurnya 50-an duduk persis di samping kiri. Hanya berselang menit, seorang pria datang dan duduk di samping kanan okezone.
Baru sekira 5 menit film diputar, tangan pria tua di samping kiri okezone, tiba-tiba bergentayangan ke paha,okezone pun berusaha menegur. Dia pun agak terkejut dan menarik tangannya. Namun tidak lama, tangannya kembali gentayangan, okezone pun menegurnya lagi, kali ini dia benar-benar menghentikan aksinya, dan pindah mencari tempat duduk lain.
Tak lama berselang, pria lain yang di sebelah kanan juga berbuat serupa. Ketika dihardik secara keras, dia menarik tangannya tapi bukannya surut, dia malah merayu. “Kesana aja yuk, di pojok enak,” kata pria yang berumur sekitar 30 tahun itu sambil menujuk deretan kursi di pojok kiri yang masih kosong.
Mungkin karena merasa salah sasaran, dia pun pergi ke arah belakang, entah ke sebelah mana. Sementara okezone menghampiri salah seseorang bapak-bapak yang duduk tak jauh dari okezone. Tapi tak lama dia merapat kan diri dengan berpindah tempat duduk, persis di sebelah okezone. Padahal sebelumnya okezone dengan pria tersebut dipisahkan satu kursi. Waduh…
Pria tersebut mengaku bernama Kun warga Tangerang. Dia mengaku datang ke bioskop satu bulan sekali, itu juga kalau mampir, setelah dari kantor.
Kun bercerita bahwa sebenarnya ada satu ruang bioskop yang lebih bagus, tapi lokasinya di lantai dua gedung. “Filmnya juga bagus, ceweknya juga bagus-bagus,” katanya.
Bioskop Grand yang berada di antara Jalan Keramat Bunder dan Keramat Raya itu adalah salah satu bioskop tua yang tersisa di Jakarta. Saat masih berjaya, bioksop yang konon dibangun tahun 1920 an ini, punya ciri khas memutar film-film koboi. Bioskop ini berada di lantai dasar, sementara di lantai satu, terdapat Mulia Agung Teater, bioskop yang dikelola satu manajemen dengan Grand.
Baydilan yang mengaku asal Serang ini mengaku bahwa dirinya menonton di bioskop ini satu bulan sekali, sekadar melepas penat. Dia mengaku pernah mengalami perlakuan tidak menyenangkan saat berada di dalam bioskop. Namun dia mengaku tidak kapok untuk datang, karena bioskop ini cukup murah, dan film yang diputar pun adalah film lama yang tidak bisa dijumpai dibioskop lain.
” Aku pernah di pegang-pegang, terus langsung aku laporin saja sama petugas,” katanya. Selain itu, Badliyan juga mengaku kerap ditawari jasa wanita penghibur yang ngiter di bioskop itu, namun dia selalu menolak.”Abis jelek-jelek,” timpal dia.
Urusan esek-esek memang menjadi salah satu penopang layar Grand Keramat ini terus berkibar. Selain kondusif untuk dijadikan ajang mesum, seorang blogger bercerita bahwa di bioskop ini memang sering diputar film-film yang tidak ditayangkan di bioskop mana pun, seperti film Raped by Angle dan lain-lain. “Jangan sekali-kali nonton datang sendirian,” katanya.
Yang menarik, meski banyak memutar film yang bertema esek-esek, bioskop ini tidak hanya didatangi kalangan muda. Jika di siang hari, rata-rata pengunjung yang datang berusia 25 tahun sampai 40 tahun- an, di sore hari, pengunjung yang terlihat justru mereka yang jika ditaksir sekira 50 tahun ke atas.
Salah satu di antaranya Harun Hamid (67) warga Kalimalang. Ia mengaku sering berkunjung ke bioskop ini, selain karena kenal dengan petugas-petugas bioskop, ia juga menggemari film seks yang ditayangkan di bioskop ini setiap sore.
”Sering ,kalo bagus ya nonton, nonton seks yang sore. Karena orang tua juga butuh semangat dan gairah,” ujarnya terkekeh.
(fit)
(sumber: news.okezone.com)