Badan Pengawas Obat & Makanan (FDA) pada hari Jumat kemarin 20 Mei 2011 telah menyetujui sebuah obat baru yang diproduksi oleh anak usaha Johnson & Johnson, akan dijual dengan nama Edurant, obat ini didesain untuk dipergunakan dalam kombinasi dengan obat antiretroviral lainnya bagi orang dewasa yang terdampak HIV-positive yang belum pernah menerima treatment apapun.
Dosis Edurant, atau rilpivirine adalah sehari sekali, merupakan obat dengan type non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor, yang memblok pembelahan sel pada HIV dan menurunkan level virus pada darah pasien. Obat ini disetujui oleh pemerintah berdasarkan pada percobaan klinis yang diikuti oleh lebih dari 1.300 partisipan dewasa dengan HIV positive.
Dalam masa percobaan tersebut, partisipan diberikan antara rilpivirine ataupun efavirenz (Sustiva) — obat yang lebih dahulu disetujui oleh FDA — dengan dikombiasikan dengan obat antiretroviral lainnya, sebuah treatmen yang dikenal sebagai highly active antiretroviral therapy, atau HAART.
Sebagai hasilnya, menunjukkan bahwa rilpivirine sama efektifnya dengan efavirenz dalam mengurangi jumlah viral load pasien, demikian diungkapkan oleh FDA. Setelah 48 minggu dari study ini, sekitar 83% pasien yang menerima terapi rilpivirine, jumlah viral loadnya menjadi undetectable, dibandingkan dengan 80% pasien yang menerima efavirenz.
“Pasien dapat saja mendapatkan efek samping yang berbeda pada pengobatan HIV,” kata Edward Cox, Direktur FDA bidang produk antimicrobial, dalam sebuat. “Persetujuan FDA pada Edurant menyediakan pilihan bagi treatmen pada pasien yang memulai treatmen HIV.”
(sumber: TIME.COM)
(diterjemahkan oleh Denny)