Minggu, 12 Desember 2010 | 20:17 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com – Dokter
Unit Pelayanan Terpadu HIV Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Samsuridjal Djauzi mengatakan, jumlah anak dengan HIV positif di Indonesia tergolong tinggi. Jumlah anak terinfeksi HIV meningkat seiring dengan meningkatnya orang dengan HIV dan AIDS baik perempuan maupun laki-laki.
“Karena penularan berlajan terus, dan layanan untuk testing makin merata, sehingga lebih mudah mengetahui jika positif HIV,” katanya dalam sebuah diskusi di Jakarta, Minggu (12/12/2010).
Oleh karena itulah, kata Samsuridjal, pencegahan HIV sejak dini sangat diperlukan. Salah satunya dengan mengenali HIV dan cara penularannya. “Yang paling penting menyediakan diri, mencegah. Untuk itu perlu semua anggota masyarakat entah perempuan, laki-laki, tau cara penularan dan menghindari,” katanya.
Sejak dini, setiap harus membiasakan hidup sehat untuk mencegah HIV. Misalnya, kata Samsuridjal, dengan tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama atau menggunakan pencukur kumis bersama-sama orang lain.
Juga dengan memperkenalkan sejak dini kepada para remaja mengenai gaya hidup sehat, termasuk kehidupan seksual. Adapun jumlah kasus AIDS menurut data Kementrian Kesehatan pada akhir September mencapai 22.726 kasus dengan 17.576 di antaranya atau 79 persennya merupakan usia produktif, 15-39 tahun. Sedangkan jumlah orang dengan HIV/AIDS pada 2009 mencapai 298.000 dengan 25 persen di antaranya adalah perempuan.
Menurut Samsuridjal, sebagian besar perempuan yang positif HIV tertular suaminya. “Di RSCM , 82 persen perempuan tertular suaminya. Hanya 18 persen dari sebab lain,” katanya.
Virus HIV tersebut dapat menular melalui hubungan seksual, penggunaan jarum suntik bersama, ibu hamil ke bayinya, atau transfusi darah. “Tapi sejak 1992 darah dari PMI sudah discreening, jadi lupakan saja yang itu,” tambah Samsuridjal.
(source: http://health.kompas.com/index.php/read/2010/12/12/20174196/Cegah.HIV..Biasakan.Hidup.Sehat-12)