Selasa, 21 September 2010 | 12:13 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta -Jumlah penderita HIV/AIDS di Ibu Kota sebagian besar adalah pria. “72 persen penderita adalah pria, sedangkan 28 persen perempuan,” ujar Ketua Komisi Penanggulangan AIDS Jakarta Barat Muhammad Fausal Kahar pada Tempo, siang ini.
Salah satu faktor penyebab tingginya penderita HIV/AIDS pada kaum Adam ini adalah karena banyaknya pria yang memiliki perilaku seksual menyimpang.
“Selain ada laki-laki yang suka berhubungan badan dengan lawan jenis juga ada kelompok lain yang disebut GWL yaitu gay, waria, dan laki-laki yang hanya mau berhubungan intim dengan sesama laki-laki, salah satu cara penularan penyakit itu melalui hubungan badan,” kata Fausal.
Meskipun begitu, faktor utama penyebaran virus yang membunuh daya tahan tubuh itu adalah melalui jarum suntik penggunaan Narkoba. “Yang tampaknya juga lebih banyak dipakai oleh laki-laki, persebaran melalui jarum suntik mencapai 70 persen,” tambahnya.
Sedangkan zona merah berada di sekitar lokasi yang marak hiburan malam seperti di Kecamatan Tamansari, Tambora, dan Cengkareng. “Di Kecamatan Tamansari saja ada sekitar 3 ribu pekerja tempat hiburan, mereka rentan tertular,” tambahnya.
Untuk menekan jumlah penularan, Komisi Penanggulangan AIDS Jakarta Barat selain menghimbau penggunaan kondom juga akan melakukan program pemberian obat pencegahan infeksi pada para pekerja malam.
“Desember nanti akan kami jalankan pemberian obat pencegah infeksi selama 3 bulan, terutama pada para pekerja seks komersial. Kami tidak berwenang melarang mereka, hanya bisa membantu agar pesebaran penyakit itu bisa ditekan,” katanya.
Fausan berharap para pemilik hiburan malam dan pekerja sek komersial bersedia mendukung program itu. “Dulu sempat akan kami jalankan, tapi tidak sukses karena mereka menolak, bahkan sejumlah pengelola masih menyembunyikan jumlah pekerja malam yang mereka miliki,” ungkapnya.
Sepanjang 2009 lalu tingkat prevalensi penderita HIV/AIDS di Jakarta berkisar antara 31,67 kasus per 100 ribu penduduk atau mencapai 5.828 kasus. “2.828 penderita AIDS dan 3.000 penderita HIV,” kata Fausal.
Diprediksi jumlah penderita HIV/AIDS pada tahun ini akan lebih besar dari tahun lalu. “Hal itu didasarkan dari survei, bahwa 21 persen orang yang diajak konseling ke Puskesmas di sejumlah lokasi rawan di Jakarta Barat ternyata positif menderita HIV,” tambahnya.
AGUNG SEDAYU