Jaringan gay, waria dan lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki lain di Indonesia (Jaringan GWL-INA), telah dibentuk sejak 4 Februari 2007 di Surabaya. Dalam perkembangannya, Jaringan GWL-INA telah melalui masa-masa yang sangat dinamis. Dalam dua tahun pertama, jaringan melakukan hampir seluruh kegiatan komunikasi dan koordinasi melalui e-mail list (milis) melalui yahoo group dengan dimoderasi secara sukarela oleh empat orang relawan. Namun sejak bulan Maret 2009, komunikasi sudah mulai dilakukan oleh sekretariat nasional GWL-INA di Jakarta. Para moderator milis ini juga merupakan relawan dan koordinator sekretariat nasional jaringan GWL-INA yang ditunjuk secara langsung oleh anggota jaringan yang hadir pada pembentukan jaringan di Surabaya tahun 2007.
Dengan dukungan teknis dan pendanaan dari Australian Federation of AIDS Organizations Inc. (AFAO), Burnet Indonesia dan GAYa NUSANTARA kegiatan kesekretariatan jaringan dapat berlangsung. Selain itu, beberapa pihak donor seperti Family Health International – Aksi Stop AIDS program (FHI-ASA) dan Health Policy Initiative telah memberikan dukungan pendanaan untuk membentuk Pokja GWL-INA serta memberikan peningkatan kapasitas untuk melakukan kerja advokasi pada bulan Desember 2007 dan Februari 2008. Sementara itu, Pokja GWL-INA sendiri telah mendapatkan pengakuan resmi dari KPAN dengan turunnya surat keputusan resmi dari KPA.
Pada Oktober dan November 2008 dengan bantuan pendanaan dari AFAO, jaringan dapat menyelenggarakan pertemuan koordinasi dan konsultasi wilayah pertama di batam, Makassar dan Surabaya. Pertemuan ini telah menghasilkan rekomendasi-rekomendasi penting bagi kelangsungan jaringan GWL-INA di masa datang. Salah satu dari rekomendasi penting adalah untuk melaksanakan pertemuan nasional pertama jaringan GWL-INA untuk mengesahkan jaringan secara hukum dan membentuk badan organisasi yang terpilih secara demokrasi serta menguatkan sekretariat nasional untuk memperlancar kerja dari jaringan GWL-INA.
Hingga saat ini, sekretariat nasional GWL-INA masih mendapatkan dukungan teknis dan pendanaan dari berbagai pihak. Kegiatan operasional kesekretariatan jaringan telah berangsur-angsur berjalan dengan dukungan pendanaan dari Indonesia Partnership Fund (IPF) melalui Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN). Beberapa tahun kebelakang, beberapa pihak donor juga telah memberikan dukungan pendanaan untuk membentuk Pokja GWL-INA serta memberikan peningkatan kapasitas untuk melakukan kerja advokasi pada bulan Desember 2007 dan Februari 2008. Sementara itu, Pokja GWL-INA sendiri telah mendapatkan pengakuan resmi dari KPAN dengan turunnya surat keputusan resmi dari KPA.
Saat ini seknas telah berusaha menjalankan tugas-tugas yang diberikan oleh jaringan GWL-INA. Tugas utama yang diemban seknas antara lain adalah :
- Memperkuat kelembagaan jaringan GWL-INA
- Memperkuat kelembagaan sekretariat nasional jaringan GWL-INA
- Meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan anggota jaringan melalui milis GWL-INA, juga dengan dewan pengurus melalui surat elektronik yang ditujukan langsung ke seluruh dewan pengurus.
- Meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan pihak pemangku kebijakan dan lembaga donor dengan cara mengikuti berbagai pertemuan koordinasi program penanggulangan HIV ditingkat nasional.
- Membuat kerangka acuan dan menawarkan kepada pihak donor untuk kegiatan peningkatan kapasitas bagi anggota jaringan sesuai dengan kebutuhan
Diluar tugas-tugas utama yang telah diberikan, seknas juga terlibat secara langsung dalam persiapan ICAAP IX yang akan dilaksanakan di Bali pada bulan Agustus 2009. Keterlibatan jaringan yang diwakili seknas telah menunjukkan pengakuan dari pihak panitia lokal ICAPP akan keberadaan jaringan GWL-INA. Sementara itu keterlibatan Dede Oetomo, PhD. dan Lenny Sugiharto di dean APCOM juga sedikit banyaknya telah membantu mensosialisasikan keberadaan jaringan GWL-INA kejaringan lain di tingkat regional Asia dan Pacific.