Selasa, 28 September 2010 23:59
“Kalau saya bilang, enggak apa-apa juga karena yang nonton bukan anak-anak. Kan yang lihat orang-orang yang mengapresiasi film tersebut. Jadi, jangan mentang-mentang Film Q Festival bisa mengubah seks orientasi orang dalam sesaat. Ini saya pikir FPI ketakutan yang berlebihan,” ujarnya ketika dijumpai KapanLagi.com™ di Kantor Nagaswara, Jakpus, Selasa (28/09).
Menurut Nina, apreasiasi seni tidak bisa disamakan orang per orang. Dan film dengan kisah mengenai kaum homoseksual ini bisa dianggap sebagai sebuah apresiasi seni yang berbeda itu sendiri.
“Kan setiap orang dalam mengapresiasi seni berbeda. Mungkin orang yang membuat film ini ingin memfokuskan ke situ. Jadi, saya pikir sah-sah aja. Kalau dibilang perlu, perlu enggak kita ada festival nyanyi? Atau festival apa gitu? Jadi, sebenarnya perlu enggak perlu. Mereka hanya ingin mengapresiasi saja. Kebetulan film yang dibuat genrenya masuk ke festival gay ini. Kenapa enggak?” tambahnya. (kpl/dis/npy)