VIVAnews – Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, menilai bahwa menjadi seorang gay bukanlah pilihan sehingga tidak boleh ada diskriminasi atas mereka. Namun, komentar Obama itu berpotensi mengundang kritik dari kalangan konservatif, terutama dari kelompok Kristen Evangelis.
Komentar Obama mengenai kaum homoseks itu dilontarkan dalam pertemuan dengan kaum muda yang disponsori stasiun televisi MTV di Kota New York, Kamis 14 Oktober 2010.
“Saya bukanlah seorang ahli, namun ini adalah pendapat pribadi saya. Saya kira menjadi gay bukanlah pilihan. Setiap orang lahir dengan ciri khusus, dan kita semua adalah anak Tuhan,” ujar Obama seperti dikutip stasiun televisi CBS.
Komentar ini dikeluarkannya menanggapi gencarnya kritikan dari kalangan aktivis HAM untuk hak-hak kaum gay dan lesbian karena lambatnya upaya pemerintah dalam berupaya mencabut larangan kaum gay untuk berkiprah di dinas militer AS. Mereka masih mengeluh adanya pemberlakuan “Jangan Tanya, Jangan Katakan” di tubuh militer yang menimbulkan sentimen negatif untuk kaum homoseks.
“Kita tidak bisa memutuskan pada siapa kita akan jatuh cinta. Itulah mengapa diskriminasi berdasarkan orientasi seksual adalah salah,” lanjut Obama lagi.
Menurut kalangan pengamat, komentar Obama dikhawatirkan dapat memicu protes dari kalangan konservatif, terutama kelompok Kristen Evangelis. Mereka menganggap homoseksualitas adalah dosa, karenanya pasti melibatkan pilihan dari pelakunya.
Sebelumnya, seorang penasihat senior Gedung Putih (Kantor Kepresidenan) juga telah mengatakan hal yang sama menyusul kasus bunuh diri seorang mahasiswa gay beberapa waktu lalu. Pejabat itu dihujani protes dari kalangan konservatif, yang memaksanya dia menyatakan permintaan maaf dan meralat perkataan sebelumnya.(ywn)
• VIVAnews