Arus Pelangi mengadakan pelatihan Keamanan bagi Pembela HAM LGBT pada tanggal 10-16 Oktober bertempat di Villa Rumah Jambuluwuk, Ciawi Bogor. Latar belakang diselenggarakannya pelatihan ini adalah adanya sikap semena mena kelompok-kelompok yang mengatasnamakan agama tertentu, membuat kelompok LGBT semakin tersudut, tindakan diskriminasi, kekerasan masih sangat sering terjadi, kekerasan yang terjadi juga sering kali datang dari keluarga terdekat, teman.
Di lain sisi perlindungan hukum yang lemah dan sikap pembiaran yang di lakukan oleh aparat keamanan membuat tindakan yang di lakukan mereka seakan semakin mendapat ‘restu’. Kekerasan yang terjadi juga sering kali datang dari keluarga terdekat, teman. Selain itu, homoseksual dalam UU pornografi masuk dalam tindakan “menyimpang” dalam beberapa PERDA (peraturan daerah) homoseksual masuk dalam tindakan pelacuran dan tindak criminal, belum lagi beberapa fatwa fatwa yang di keluarkan oleh MUI yang sangat menyudutkan kelompok LGBT.
Bagi aktivis/Pembela HAM LGBT situasi ini menjadi sangat sulit karena di satu sisi adalah LGBT dan disisi lain juga harus dapat menjaga kelompoknya dari ancaman yang ada. Pembela HAM LGBT bisa saja mengahadapi persoalan, berada dalam keadaan yang tidak aman setiap hari belum lagi pandangan dari masyarakat, stigma yng muncul karena secara langsung menyuarakan dan bekerja pada issue LGBT, apalagi bagi daerah atau provinsi yang sudah menerapkan hukum islam seperti Aceh.
Kejadian demi kejadian yang menimpa LGBT baik secara individu atau kelompok membuktikan bahwa ancaman, kekerasan dari kelompok fundamentalis, dari pihak keamanan akan terus ada maka akan menjadi sangat penting perlindungan bagi pembela HAM LGBT untuk faham dan mengerti bagaimana memproteksi diri, kelompok, kantor dan asset yang ada.
Tujuan pelatihan ini adalah untuk memahami persoalan, ancaman dan tantangan sebagai Pembela HAM LGBT dan meningkatkan kemampuan dalam memahami persoalan management keamanan serta mengimplementasikan nya di organisasi masing-masing.
Peserta pelatihan ada 19 orang dari LSM LGBT, antara lain dari GAYa NUSANTARA (diwakili Rafael H da Costa’Vera Cruz’ dan Suhartono), Arus Pelangi, Institut Pelangi Perempuan, Ardhanary Institut, Yayasan Inter Medika, Himpunan Abiasa Bandung, Gessang Solo, Forum Pelangi Sumatera Utara, IGAMA-Ikatan Gay Malang , Iwama-Ikatan Waria Malang, Kebaya Jogjakarta, Komunitas Sehati Makasar, PLU Satu Hati Jogjakarta.
Materinya meliputi politik analisa, Know your right, Gender and representation, Risk assessment, Treat assessment, Organisasional image, Emergency and preventative planning, Security Incidents, Improving security at home and at the office dan Security Planning. (vera)
(sumber: web GAYa Nusantara)