Positive Voices adalah artikel tentang individu LGBT di Asia yang HIV positive dan hidup secara positive.
Adalah dua kali pukulan yang telak saat mengetahui bahwa dia HIV positive, setelah beberapa saat sebelumnya boyfriend dia meninggal karena kecelakaan lalu lintas. Itu terjadi delapan tahun yang lalu, dan dia menyembunyikan status HIV positive-nya hingga empat tahun yang lalu saat dia memberitahukan statusnya kepada seseorang yang dekat dengan dia.
Sekitar dua bulan yang lalu Yogie memberitahukan statusnya kepada ayahnya, yang tidak begitu dekat, tentang statusnya sebagai gay dan sebagai seseorang yang positive HIV. Dan yang mengejutkan, ayahnya berkata bahwa ayahnya meminta maaf, bukan karena Yogie HIV positive, namun karena pada saat Yogie menerima hasil tes-nya, sang ayah tidak mendampinginya.
Berasal dari Yogyakarta, Yogie sekarang bertempat tinggal di Kuala Lumpur, Malaysia, bekerja sama dalam AIDS Alliance and Malaysian Aids Council.
Hingga artikel ini diturunkan (17 Desember 2010), Yogie telah berstatus HIV Positive selama delapan tahun, dan karena dia berhasil menjaga kesehatannya, dia belum memerlukan terapi ARV.
Yogie sering mendapat diskriminasi dari pelayanan kesehatan di Yogyakarta dulunya, saat dia mengungkapkan status HIV-nya kepada petugas medis. Dia sering ditolak dengan alasan karena datang terlambat atau klinik telah tutup. Namun sekarang dia sudah bisa mendapatkan pelayanan kesehatan di sebuah klinik di Yogyakarta, Indonesia.
Saat ditanya oleh Fridae, apa yang membuatmu termotivasi menjalani hidup sebagai ODHA? Dia menjawab: boyfriend saya, dia yang terus menerus mengingatkanku untuk hidup sehat, dan akan menjagaku hingga ajal menjemputku.
Sumber: fridae.com